MAKALAH
Tugas pada Mata Kuliah Parasitologi
Program Studi Ilmu Keperawatan Kelas Reg A2 Semester 2
Dosen Pengampu :
1.
Awalul Fatiqin. M.Si
2.
Riri Novita. M. Si
Disusun Oleh :
1.
Ria Agustini 15.14201.31.16
2.Efdarianti setya 15.14201.31.13
3.Mella Aggraini 15.14201.31.35
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG 2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya sehinnga dapat menyelesaikan
tugas makalah Parasitologi yang
berjudul Etimologi .
Penyusunan makalah ini
dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Parasitologi pada semester Genap tahun
2015-2016. Dalam makalah ini diuraikan tentang Pengertian
Etimologi, Klasifikasi, Dominasi dan Peranan Seranggga, dan lain sebagainya. Penyusun
menyadari, penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, serta masih banyak
kekurangan. Penyusun mohon kritik dan saran dari Dosen Pengampu dan rekan-rekan semua demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun mengucapkan
terimakasih kepada Dosen Mata Kuliah
Parasitologi atas bimbingannya, dan juga kepada rekan yang terlibat didalamnya, sehingga makalah
ini bisa tersusun.
Akhirnya penyusun berharap, makalah ini bisa
bermanfaat bagi penyusun sendiri ataupun semua pihak yang memerlukan.
Palembang, 10 Juni 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ 2
DFATAR ISI........................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN.................................................................................................................. 4
A.
PENGERTIAN ETIMOLOGI.................................................................................. 4
1.
Klasifikasi Seranggga.................................................................................... 5
2.
Klasifikasi (Pengggolongan Myriapoda)....................................................... 7
B. BATAS DAN RUANG
LINGKUP ETIMOLOGI................................................. 10
C. DOMINASI DAN
PERANAN SERANGGGA..................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 16
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Entomologi
Etimologi berasal dari bahasa Latin
yaitu, entomon yang bermakna serangga
dan logos yang artinya ilmu
pengetahuan. Secara garis besar, Entomologi
adalah ilmu yang mempelajari serangga. Akan tetapi,
arti ini seringkali diperluas untuk mencakup ilmu yang mempelajari artropoda (hewan
beruas-ruas) lainnya, khususnya laba-laba dan kerabatnya
(Arachnida atau
Arachnoidea), serta luwing dan kerabatnya (Millepoda dan Centipoda). Ilmuwan yang bergerak di bidang
entomologi disebut dengan entomologis.
Sebagai bagian dari komunitas ekosistem bumi, serangga telah
menjadi penentukeberadaan dan perkembangan ekosistem di muka bumi. Interaksi
antara seranggadengan manusia sudah berlansung sejak manusia ada dan hidup di
dunia. Serangga mempunyai
peran penting dalam kehidupan manusia. Nilai ekonomi serangga dapat mencapai trilyunan rupiah setiap
tahun. Nilai yang menguntungkan dapat berasal dari produk
seperti madu, royal jelly, sutera, jasa penyerbukan, agens hayati, perombak, pariwisata, sumbangan dalam ilmu
pengetahuan, dan peran dalam ekosistem. Jutaanton produk pertanian hilang
karena kerusakan yang disebabkan oleh serangga. Begitujuga kerugian yang besar
akibat gangguan kesehatan hewan dan manusia yangdisebabkan oleh penyakit yang
ditularkan dan disebarkan oleh serangga. Trilyunanrupiah dana digunakan untuk
biaya pengendalian hama tanaman, hama pascapanen,hama permukiman serta penyakit
pada tanaman, hewan dan manusia yang ditularkan oleh serangga. Manusia sering memandang serangga secara
antroposentris, yaitu sebagai kelompok organanisme yang lebih banyak
mendatangkan kerugian dari pada keuntungan bagi kehidupan manusia.
Namun pada hakekatnya aspek-aspek positif danmanfaat serangga bagi kehidupan
manusia jauh lebih besar dibandingkan aspek-aspekyang merugikan. Dengan belajar Entomogi kita bisa
menempatkan serangga secaraproporsional dalam kehidupan, sehingga tidak
memandang serangga sebagai hewan yang selalu merugikan .
1.
Klasifikasi
Serangga
Klasifikasi serangga bertujuan untuk mempermudah dalam
melakukan identifikasi atau mengenali jenis-jenis serangga yang ada dilapanagan.
Dunia binatang ( animal kingdom ) terbagi menjadi beberapa
golongan besar yang masing-masing disebut filum. Dari masing-masing filum
tersebut dapat dibedakan lagi manjadi golongan-golongan yang lebih kecil yang
disebut kelas. Dari kelas ini kemudian digolongkan lagi menjadi ordo (bangsa)
kemudian famili (suku), genus (marga) dan spesies (jenis).
Beberapa
filum yang anggotanya diketahui berpotensi sebagai hama tanaman adalah
Aschelminthes (nematode), Mollusca (siput), Chordata (binatang bertulang
belakang) dan arthropoda ( serangga ).
Arthropoda adalah hewan yang mempunyai kaki bersendi-sendi
(beruas-ruas). Hewan ini banyak ditemukan di darat, air tawar, dan laut, serta
di dalam tanah. Hewan ini juga merupakan hewan yang paling banyak jenis atau
macam spesiesnya, lebih kurang 75% dari jumlah keseluruhan spesies hewan di
dunia yang telah diketahui .
Dalam buku “ microbiology for the health Sciences “, burton
mengemukakan bahwa ada banyak perbedaan kelas arthropoda, tetapi hanya ada tiga
yang dipelajari diparasitologi yakni : serangga( Kelas Insekta ), Arachnida (
kealas Arachnida ) dan Krustacea ( kelas Krustacea).
I.
Morfologi Umum
4 Tanda
Morfologi Antropoda :
·
Badan beruas-ruas
·
Umbai-umbai beruas-ruas
·
Eksoskelet
·
Bentuk badan simetris bilateral
Fungsi
Eksoskelet :
·
Sebagai penguat tubuh
·
Pelindung alat dalam
·
Tempat melekat otot
·
Pengatur penguapan air
·
Penerus rangsang dari luar
Fungsi
Umbai-umbai :
·
Pada kepala menjadi antena dan
Mandibula
·
Pada Toraks menjadi kaki dan sayap
·
Ada Abdomen menjadi kaki
pengayuh
·
Daur Hidup
Pertumbuhan serangga dipengaruhi
oleh hormon Juvenile. Pengelupasan kulit dipengaruhi oleh hormon Ecdyson.
·
Stadium Metamorfosiss sempurna :
Telur – larva –
Pupa – Dewasa
·
Stadium metamorfosis tidak sempurna
: Telur – (larva) – Nimfa – Dewasa
II.
Pembagian serangga sebagai parasit berdasar habitat
pada manusia :
·
Endoparasit : hidup/mengembara dalam jaringan tubuh. Contoh :
Larva
lalat penyebab miasis, Pinjal penyebab
tungiasis
· Ektoparasit : hidup pada permukaan tubuh hospes.
Contoh : Tungau,
Tuma, Pinjal,
Nyamuk
III.
Pembagian
serangga sebagai parasit berdasarkan lamanya hidup dalam hospes
·
Parasit permanen: seluruh/sebagian besar hidupnya ada
pada satu hospes.
Contoh: Tungau kudis, tuma pada manusia, pinjal dan sengkenit
keras pada binatang
Contoh: Tungau kudis, tuma pada manusia, pinjal dan sengkenit
keras pada binatang
·
Parasit periodik : berpindah-pindah dari satu spesies ke hospes lain dalam
daur hidupnya. Contoh : Nyamuk, Sangkenit lunak
daur hidupnya. Contoh : Nyamuk, Sangkenit lunak
Berdasarkan
ciri-ciri yang dimilikinya, Arthropoda dikelompokkan menjadi 4 kelas,yaitu:
1. Kelas Crustacea (golongan udang).
1. Kelas Crustacea (golongan udang).
Crustacea
adalah hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air tawar. Kata
Crustacea berasal dari bahasa-bahasa latin yaitu kata Crusta yang berarti
cangkang yang keras Berdasarkan ukuran tubuhnya Crustacea dikelompokkan sebagai
berikut:
a)
Entomostraca
(udang tingkat rendah), Hewan
ini dikelompokkan menjadi empat
ordo, yaitu: Branchiopoda, Ostracoda, Copepoda, Cirripedia.
b) Malakostraca (udang
tingkat tinggi) Hewan
ini dikelompokkan dalam tiga ordo,
yaitu: Isopoda, Stomatopoda, Decapoda.
yaitu: Isopoda, Stomatopoda, Decapoda.
2. Kelas Arachnida (golongan
kalajengking dan laba-laba).
Anggota Arachnida
meliputi kalajengking, laba-laba, tungau atau caplak. Kebanyakan hewan ini
bersifat parasit yang merugikan manusia, hewan dan tumbuhan. Arachnida bersifat
karnivora sekaligus predator. Tempat hidupnya adalah di darat Klasifikasi
Arachnida dibagi dalam 3 ordo, yaitu:
a). Scorpionida contohnya: Kalajengking (Vejovis sp,
Hadrurus sp, Centrurus sp),
Ketonggeng (Buthus) Hewan ini memiliki perut beruas-ruas dan ruas terakhir
berubah menjadi alat pembela diri.
Ketonggeng (Buthus) Hewan ini memiliki perut beruas-ruas dan ruas terakhir
berubah menjadi alat pembela diri.
b). Arachnoidea Contohnya adalah segala macam
laba-laba, antara lain : Laba-laba
jarring kubah (terdapat di Bostwana, Afrika
Selatan), Laba-laba
primitif Liphistius (di rimba Asia Tenggara), Laba-laba penjerat (di Malaysia), Laba-laba pemburu (di Meksiko), Laba-laba srigala, Laba-laba beracun Latrodectes natans
dan Laxosceles recluse Tarantula
(Rhechostica hentz).
3. Kelas Myriapoda (golongan luwing).
Myriapoda
adalah gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda dengan tubuh beruas-ruas dan
setiap ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang kaki. Tubuh dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu kepala dan abdomen (perut). Hewan ini banyak dijumpai
di daerah tropis dengan habitat di darat terutama tempat yang banyak mengandung
.
2. Klasifikasi (penggolongan Myriapoda)
Dalam penggolongannya Myriapoda merupakan gabungan dari dua
kelas, yakni:
a). Kelas Chilopoda
Contoh: kelabang : Lithobius
forticatus dan Scolopendra morsitans sampah, misal kebun dan di bawah batu-batuan.
b). Kelas Diplopoda
Contoh: kaki seribu (Julus nomerensis).
Entomologi sebenarnya adalah cabang dari ilmu biologi.
Ilmu biologi tidaklah lengkap bila tidak memasukkan cakupan bidang serangga.
Entomologi menjadi ilmu yang spesifik dan tersendiri karena berbagaia alasan:
1.
Serangga adalah kelompok dominan dalam dunia hewan, baik di permukaan
bumi maupun
perairan.
Terdapat lebih dari satu juta jenis (spesies) serangga dan lebih banyak lagi
(diperkirakan sebanyak 10 juta) yang belum diberi nama. Serangga mencakup
80% dari seluruh hewan yang diketahui. Diperkirakan terdapat sebanyak 230
juta serangga di permukaan dan lapisan tanah atas setebal 9 inchi (23 cm) dari
lapangan seluas satu akre (0.4 ha). Serangga-serangga memainkan peran
dalam keseimbangan alam termasuk dalam perannya sebagai predator, parasit,
pengurai dan sebagai sumber makanan bagi makhluk lain (hewan dan tumbuhan).
2.
Serangga mewakili sistem biologis yang
memang sangat berbeda dengan manusia. Fisiologi
dan struktur tubuh
serangga berbeda sama sekali dengan yang kita punyai. Serangga-serangga
dapat terbang dan berdarah dingin. Serangga-serangga tidak berfikir dan
mereka bertahan hidup dalam kondisi yang manusia tidak mungkin bertahan.
3.
Banyak serangga yang bermanfaat bagi
kita. Serangga-serangga menghasilkan bahan-bahan
bermanfaat seperti
madu dan juga dapat berperan sebagai pengendalai hama yang tidak
diinginkan. Serangga juga ada yang berperan sebagai penyerbuk (polinator)
tanaman-tanaman seperti buah dan sayuran yang menjadi bahan makanan
manusia. Serangga menjadi hewan dalam penelitian untuk menjawab
permasalahan-permasalahan ilmiah termasuk juga dalam kajian pengobatan.
4.
Sebagian serangga dapat merugikan.
Hanya sekitar 5% dari spesies serangga dianggap
merusak, namun
mereka dapat menimbulkan kerugian yang besar. Serangga-serangga tersebut dapat
merusak tanaman-tanaman pertanian, mengganggu hewan, merusak bangunan dan
benda-benda lainnya, menularkan bibit-bibit penyakit atau hanya sekedar
mengganggu kenyamanan manusia.
5.
Serangga adalah mekhluk hidup yang sangat
menarik. Karena keragamannya yang tinggi baik
bentuk maupun cara
hidupnya, maka serangga menjadikan dirinya sebagai makhluk yang sanagat menarik
bagi sebagain orang. Serangga menambahkan keindahan terhadap alam bagi
kita.
Serangga dapat menularkan penyakit
melalui beberapa cara, yaitu ;
1.Penularan
secara mekanik.
Berlangsung
dari penderita ke orang lain dengan perantaraan bagian luar tubuh serangga.
misalnya : telur cacing, kista protozoa, dan bakteri usus dapat dipindahkan
dari tinja ke makanan melalu badan atau kaki serangga . serangga yang berperan
biasanya adalah lalat.
2.
Penularan secara biologi.
Berlangsung
setelah parasit atau agen yang dihisap serangga vektor mengalami proses biologi
dalam tubuh vektor seperti membelah diri ataupun bermutasi.
Misalnya :
– yersinia petis dalam pijal tikus
(membelah diri)
– plasmodium valciparum dalam nyamuk anopheles (bermutasi dan
– plasmodium valciparum dalam nyamuk anopheles (bermutasi dan
Membelahdiri)
– wucheria banerofti dalam badan nyamuk culex ( bermutasi )
– wucheria banerofti dalam badan nyamuk culex ( bermutasi )
3.Pernularan secara transovarian.
Berlangsung
distadium muda vektor. Telur dalam tubuh vektor menerima infeksi dan induknya,
walaupun induknya telah mati mempertahankan penyebab penyakit yang diperoleh
selama pertumbuhannya menjadi larva infektif dan kemudian menularkannya.
Misalkan :Ricketsia tsutsugamushi dalam larva infektif (chigger)
leptotrombidium.
B. Batas Dan Ruang Lingkup Entimologi
Secara garis besar, Entomologi adalah ilmu yang mempelajari serangga (insecta). Akan tetapi, arti ini seringkali diperluas untuk mencakup ilmu yang mempelajari Arthropoda (hewan beruas-ruas) lainnya, khususnya laba-laba dan kerabatnya (Arachnida atau Arachnoidea), serta luwing dan kerabatnya (Millepodadan Centipoda). Dimasukan nya Arthropoda lain sebagai bagian yang dibahas pada Entomologi karena ada hubungan evolusioner/filogenetis dalam konteks pembahasan taksomis dengan serangga. Selainitu dalam konteks fungsional Arthropoda lain berperan sebagai pemangsa dan pesaing bagi serangga. Etimologi dibagi menjadi dua cabang yaitu :
a) Entomologi Dasar, etimologi ini dibagi menjadi sub-cabang ilmu yang lebih khusus
Secara garis besar, Entomologi adalah ilmu yang mempelajari serangga (insecta). Akan tetapi, arti ini seringkali diperluas untuk mencakup ilmu yang mempelajari Arthropoda (hewan beruas-ruas) lainnya, khususnya laba-laba dan kerabatnya (Arachnida atau Arachnoidea), serta luwing dan kerabatnya (Millepodadan Centipoda). Dimasukan nya Arthropoda lain sebagai bagian yang dibahas pada Entomologi karena ada hubungan evolusioner/filogenetis dalam konteks pembahasan taksomis dengan serangga. Selainitu dalam konteks fungsional Arthropoda lain berperan sebagai pemangsa dan pesaing bagi serangga. Etimologi dibagi menjadi dua cabang yaitu :
a) Entomologi Dasar, etimologi ini dibagi menjadi sub-cabang ilmu yang lebih khusus
antara lain:
1.
Morfologi
Serangga adalah
ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur tubuh serangga, biasanya lebih ditekankan kepada bentuk dan struktur luar
tubuh serangga.
2.
Anatomi
dan Fisiologi Serangga adalah
ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur organ dalam serangga
besertafungsinya.
3.
Perilaku
(behavior) Serangga adalah ilmu yang mempelajari apyang dilakukan serangga,
bagaimana dan kenapaseranggamelakukannya.
4.
Ekologi
Serangga adalah ilmu yang mempelajari hubungan serangga dengan lingkungannya
baik lingkungan biotic (organisme lain) maupun lingkungan abiotik,
(faktorfisikdankimia).
5.
Patologi
Serangga adalah ilmu yang mempelajari serangga sakit baik tingkat individu
(patobiologi) maupun pada tingkat populasi (epizootiologi).
6.
Taksonomi
Serangga adalah ilmu yang mempelajari tatanama dan penggolongan serangga.
Dalam
mengkaji taksonomi ini banyak para ahli serangga (Entomologyst) mengkhususkan
kajian hanya pada satu ordo bahkan satu famili dari serangga, mereka memberi
nama ilmunya biasanya didasarkan kepada nama ilmiah kelompok serangga tersebut seperti:
1. Apiology(melittology), adalah ilmu yang khusus mempelajari lebah.
1. Apiology(melittology), adalah ilmu yang khusus mempelajari lebah.
2. Coleopterology,
adalah ilmu yang khusus mempelajari kumbang.
3. Dipterology,
adalah ilmu yang khusus mempelajari lalat.
4. Hemipterology,
adalah ilmu yang khusus mempelajari kepik.
5. Lepidopterology,
adalah ilmu yang khususs mempelajari kupu-kupu dan ngengat.
6. Myrmecology,
adalah ilmu yang khusus mempelajari semut.
7. Orthopterology,
adalah ilmu yang khusus mempelajari
belalang, jengkrik, kecoak
dan
sebangsanya.
b) Etimologi
Terapan, Etimologi ini telah terspesialkan ke dalam sub-sub yang lebih
khusus
yaitu :
1. Entomologi Forensik
yaitu :
1. Entomologi Forensik
Memfokuskan kajian pada penyelidikan kematian manusia dengan
menggunakan serangga sebagai petunjuk. Jenis, fase kehidupan dan suksesi serangga yang
berasosiasi dengan mayat, misalnya berbagai
jenis lalat seperti, Cochliomyia macellaria, Hydrotaea aenescens, dan Sarcophaga haemorrhoidalis dan kumbang bangkai seperti
Nicrophorus orbicollis dan Necrophila americana dapat digunakan untuk
memprediksi saat dan lokasi kematian manusia yang bersangkutan.
2. Entomologi kedokteran (Medical Entomology),
Memfokuskan kajian pada golongan serangga pengganggu
manusia, serangga pengganggu yang langsung (penyengat/menggigit mangsa) seperti tawon, lebah, kutu dan serangga berbisalainnya), serangga pengganggu yang tidak
lansung (vektor penyakit) seperti
lalat, nyamuk, kecoak, pinjal/kutu.
3. Entomologi
Peternakan (Veterinary Entomology)
Memfokuskan kajian kepada serangga yang mengganggu pada
peternakan baik yang bersifatlangsung seperti caplak, kutu yang bersifat ektoparasit
pada hewan ternak maupun
yang berperan sebagai vektor penyakit. Hewan dapat berfungsi sebagaiinang
alternatif bagi berbagai pathogen penyebab penyakit pada manusia dantidak
jarang serangga berperan sebagai vektornya. Misalnya penyakit malariadapat
ditularkan dari kera ke manusia dan sebaliknya, dengan vektor perantara adalah nyamuk Anopheles. Penyakit flu burung
(avian influensa) dapat ditularkan dari unggas kemanusia.
4. Entomologi perkotaan (Urban
Entomology)
Secara khusus mengkaji serangga-serangga yang menjadi
masalah dikawasan perkotaan, Disini lebih di fokuskan pada serangga-serangga yang
berasosiasi dengan manusia (fasilitas manusia) yang masih hidup seperti kecoak, lalat, nyamuk, dan
rayap diperumahan, hotel, apartemen,
gudang, perkantoran, kapal laut, pesawat udara.
5. Entomologi
Kehutanan (Forest Entomology)
Disini pengkajian lebih difokuskan
pada serangga-serangga yang berada pada ekosistem hutan baikserangga yang
bermanfaat seperti lebah madu berperan sebagai produsen danpolinator di
ekosistim hutan, dan sebagian rayap(Capritermes) dapat berperan sebagai serangga saprofit yang
membantu menguraikan materi organik berupaserasah dan pohon tumbang di
ekosistem hutan. Sedangkan kelompok rayaplain (Coptotermes) berperan sebagi
hama merusak hutan jati.
6. Entomologi Pertanian (Agricultural Entomology)
Fokus kajian pada serangga-serangga yang berasosiasi dengan
ekosistem pertanian seperti tanaman hortikultura, tanaman pangan dan perkebunan
baik yang menguntungkan seperti serangga
pollinator, peredator dan parasitoid maupun serangga herbivor yang berperan sebagai hama yang dapat
merusak semua bagian tanaman mulai dari akar,
batang, daun, bahkan sampai ke buah dan bijiyang sudah tersimpan di gudang.
C. Dominasi Dan Peranan Serangga
Serangga termasuk filum Arthropoda yaitu kelompok hewan yang
mempunyai kaki berruas-ruas, tubuh bilateral
simetris dan dilapisi oleh kutikula yang keras (exosceleton). Serangga digolongkan dalam kelas insecta (hexapoda), karena memilik i6 buah (3 pasang) kaki yang
terdapat di daerah dada (thorax). Jumlah kaki menjadi ciri khas serangga yang
membedakannya dengan hewan lain dalam Phylum Arthropoda seperti : laba-laba (arachnida), kepiting (decapoda), udang
(crustacea), lipan dan luwing (myriapoda).
Kehidupan serangga sudah dimulai sejak 400 juta tahun (zaman devonian). Kira-kira 2 - 3
juta spesies serangga telah terindentifikasi. Diperkirakan, jumlah serangga sebanyak 30-80 juta spesies
yang meliputi sekitar 50% dari
keanekaragaman spesies di muka bumi (Gullan and Cranston,2005). Hal ini
merupakan petunjuk bahwa serangga merupakan mahluk hidup yang mendominasi bumi, karena serangga memiliki
kemampuan luar biasa dalam beradaptasi dengan keadaan lingkungan yang ekstrem, seperti di padang pasir dan
Antarktika. Satu-satunya ekosistem di mana serangga tidak lazim
ditemukan adalah di samudera.
Serangga juga memiliki keanekaragaman luar biasa dalam ukuran, bentuk dan perilaku. Kesuksesan eksistensi kehidupan serangga di bumi ini diduga berkaitan erat denganrangka luar (eksoskeleton) yang dimilikinya, yaitu kulitnya yang juga merangkapsebagai rangka penunjang tubuhnya, dan ukurannya yang relatif kecil serta kemampuan terbang sebagian besar jenis serangga.Ukuran badannya yang relative kecil menyebabkan kebutuhan makannya juga relatif sedikit dan lebih mudah memperoleh perlindungan terhadap serangan musuhnya. Serangga juga memiliki kemampuan bereproduksi lebih besar dalam waktu singkat, dan keragaman genetic yang lebih besar. Dengan kemampuannya untuk beradaptasi, menyebabkan banyak jenis serangga merupakan hama tanaman budidaya, yang mampu dengan cepat mengembangkan sifat resistensi terhadap insektisida. Walaupun ukuran badan serangga relatif kecil dibandingkan dengan vertebrata, kuantitasnya yang demikian besar menyebabkan serangga sangat berperan mdalam biodiversity (keanekaragaman bentuk hidup) dan dalam siklus energi dalam suatu habitat. Ukuran tubuh serangga bervariasi dari mikroskopis (seperti Hymenopteraparasit, Thysanoptera, berbagai macam kutu dll.) sampai yang besar seperti walangkayu, kupu-kupu gajah dsb. Dalam suatu habitat di hutan hujan tropika diperkirakan, dengan hanya memperhitungkan serangga sosial (jenis-jenis semut, lebah dan rayap), peranannya dalam siklus energi adalah 4 kali peranan jenis-jenis vertebrata.
Serangga juga memiliki keanekaragaman luar biasa dalam ukuran, bentuk dan perilaku. Kesuksesan eksistensi kehidupan serangga di bumi ini diduga berkaitan erat denganrangka luar (eksoskeleton) yang dimilikinya, yaitu kulitnya yang juga merangkapsebagai rangka penunjang tubuhnya, dan ukurannya yang relatif kecil serta kemampuan terbang sebagian besar jenis serangga.Ukuran badannya yang relative kecil menyebabkan kebutuhan makannya juga relatif sedikit dan lebih mudah memperoleh perlindungan terhadap serangan musuhnya. Serangga juga memiliki kemampuan bereproduksi lebih besar dalam waktu singkat, dan keragaman genetic yang lebih besar. Dengan kemampuannya untuk beradaptasi, menyebabkan banyak jenis serangga merupakan hama tanaman budidaya, yang mampu dengan cepat mengembangkan sifat resistensi terhadap insektisida. Walaupun ukuran badan serangga relatif kecil dibandingkan dengan vertebrata, kuantitasnya yang demikian besar menyebabkan serangga sangat berperan mdalam biodiversity (keanekaragaman bentuk hidup) dan dalam siklus energi dalam suatu habitat. Ukuran tubuh serangga bervariasi dari mikroskopis (seperti Hymenopteraparasit, Thysanoptera, berbagai macam kutu dll.) sampai yang besar seperti walangkayu, kupu-kupu gajah dsb. Dalam suatu habitat di hutan hujan tropika diperkirakan, dengan hanya memperhitungkan serangga sosial (jenis-jenis semut, lebah dan rayap), peranannya dalam siklus energi adalah 4 kali peranan jenis-jenis vertebrata.
Peranan
serangga di dalam kehidupan manusia dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
1. Kelompok serangga-serangga menguntungkan, kelompok ini antara lain dapat dibagi
menjadi:
a) Serangga yang dapat menghasilkan sesuatu yang akan memberi
nilai tambah di dalam
kehidupan manusia. Sebagai contoh: Apis spp. (penghasil madu), Bombyx mori
(penghasil
sutera), Laccifer lucca (penghasil politur).
b) Serangga yang dapat meningkatkan produksi
hasil panen (polinator) contoh lebah (Apis
mellifera), kupu-kupu (Papilio
menon)
c)
Serangga sebagai musuh alami seperti predator, contoh Mantis regilosa (walang sembah),
Ophiussp. (predator hama buah), parasitoid (beberapa famili Hymenoptera)
Ophiussp. (predator hama buah), parasitoid (beberapa famili Hymenoptera)
d) Serangga yang dapat menguraikan
sisa materi organic (detritus dan sampah) misalnya bangsa lalat
kumbang.
kumbang.
2. Kelompok
serangga-serangga yang merugikan, dapat dibagi antara lain:
a. Serangga hama tanaman, contoh
Nilaparvata lugens (hama tanaman padi), Bactrocera spp (hama/lalat buah), Tribolium sp. (hama gudang)
b.
Serangga
sebagai pembawa penyakit atau vektor, misalnya Anopheles
spp. (vektor penyakit
malaria), Aedes aegypti (vektor penyakit demam berdarah), Culex quinquifasciatus
(vertor
penyakit kaki gajah /filariasis,
Musca domestica, vektor penyakit diare dan disentri.
Beberapa jenis serangga juga berguna bagi kehidupan manusia
seperti lebah madu,ulat sutera, kutu lak, serangga penyerbuk, musuh alami hama
atau serangga perusak tanaman,
pemakan detritus dan sampah, dan bahkan sebagai makanan bagi mahluklain,
termasuk manusia. Tetapi sehari-hari kita mengenal serangga dari aspek merugikan kehidupan manusia karena
banyak di antaranya menjadi hama perusak dan pemakan tanaman pertanian dan menjadi pembawa (vektor) bagi
berbagai penyakit seperti
malaria dan demam berdarah. Walaupun demikian sebenarnya serangga perusak hanya kurang dari 1 persen
dari semua jenis serangga. Dengan mengenal serangga terutama biologi dan perilakunya maka diharapkan
akan efisien manusia mengendalikan
kehidupan serangga yang merugikan ini. Keanekaragaman yang tinggi dalam sifat-sifat morfologi,
fisiologi dan perilaku adaptasi
dalam lingkungannya, dan demilkian banyaknya jenis serangga yang terdapat di muka bumi, menyebabkan banyak kajian ilmu pengetahuan, baik
yang murni maupun terapan, menggunakan
serangga sebagai model. Kajian dinamika populasi misalnya, bertumpu pada perkembangan populasi
serangga. Demikianpula, pola, kajian ekologi, ekosistem dan habitat mengambil
serangga sebagai model untuk mengembangkannya ke spesies-spesies lain dan dalam skala
yang lebih besar.
Keberhasilan serangga
dalam hidupnya disebabkan karena :
1.Serangga menempati habitat yang luas, mulai dari udara, air tawar, air payau, tanah,
1.Serangga menempati habitat yang luas, mulai dari udara, air tawar, air payau, tanah,
tanaman,
dan hewan.
2.Tubuh serangga relatif kecil sehingga effisien dalam penggunaan pakan dan lahan.
3.Kapasitas reproduksi tinggi dan siklus hidup pendek menyebabkan serangga mampu
2.Tubuh serangga relatif kecil sehingga effisien dalam penggunaan pakan dan lahan.
3.Kapasitas reproduksi tinggi dan siklus hidup pendek menyebabkan serangga mampu
mengeksploitasi sumberdaya yang berlimpah dalam waktu
singkat.
4.Serangga muda dan serangga dewasa biasanya memakan makanan yang berbeda, sehingga
4.Serangga muda dan serangga dewasa biasanya memakan makanan yang berbeda, sehingga
tidak terjadi kompetisi sesama jenis (intraspecific
competition)
5.Serangga mempunyai cara hidup yang bervariasi, ada yang sebagai phytophagus,
5.Serangga mempunyai cara hidup yang bervariasi, ada yang sebagai phytophagus,
carnivorous, saprophagous dan
parasitic, sehingga menyebabkan kompetisi berbeda jenis
dapat dikurangi (extraspecific
competition).
6.Kebanyakan serangga dewasa
mempunyai sayap, sehingga mampu menyebar secara luas
dan mampu menghidar dengan cepat dari musuh-musuh alaminya.
7.Serangga mempunyai rangka luar dan sistem metabolisme yang mampu menghemat dan
7.Serangga mempunyai rangka luar dan sistem metabolisme yang mampu menghemat dan
mendaur ulang air.
8.Serangga memiliki keanekaragaman genetik yang sangat bervariasi sehingga mampu
8.Serangga memiliki keanekaragaman genetik yang sangat bervariasi sehingga mampu
memenangkan seleksi alami dalam perjalanan evolusinya.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Etimologi
blogger-pemula-indonesia.blogspot.com ›
Definisi › Fenomena › Spirituals
http://kbbi.co.id/arti-kata/etimologi
http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-entomologi/
http://shanty-shmily.blogspot.co.id/2012/02/apa-yang-dimaksud-dengan-etimologi.html
Tjokronegoro, Arjatmo dan Utama,
Hendra. 1998. Parasitologi Kedokteran. JAKARTA : FKUI.
Iskandar Adang dkk. 1985. Pemberantasan
serangga dan Binatang pengganggu. JAKARTA: APK-TS., 2008, Entomologi. http://id.wikipedia. Org/ wiki/Entomologi. Diambil pada
tanggal desember 2012.