Jumat, 17 Juni 2016

ETOMOLOGI




MAKALAH

Tugas pada Mata Kuliah Parasitologi
Program Studi Ilmu Keperawatan Kelas Reg A2 Semester 2

bina husada logo












Dosen Pengampu :
1.      Awalul Fatiqin. M.Si
2.      Riri Novita. M. Si


Disusun Oleh :

1.      Ria Agustini                15.14201.31.16
2.Efdarianti setya             15.14201.31.13
3.Mella Aggraini               15.14201.31.35












SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG 2016


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya sehinnga dapat menyelesaikan tugas makalah Parasitologi yang berjudul  Etimologi .
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Parasitologi pada semester Genap  tahun 2015-2016. Dalam makalah ini diuraikan tentang Pengertian Etimologi, Klasifikasi, Dominasi dan Peranan Seranggga, dan lain sebagainya. Penyusun menyadari, penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, serta masih banyak kekurangan. Penyusun mohon kritik dan saran dari Dosen Pengampu dan rekan-rekan semua demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Dosen Mata Kuliah Parasitologi atas bimbingannya, dan juga kepada rekan yang terlibat didalamnya, sehingga makalah ini bisa tersusun.
Akhirnya penyusun berharap, makalah ini bisa bermanfaat bagi penyusun sendiri ataupun semua pihak yang memerlukan.

Palembang, 10 Juni 2016

    Penyusun









DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ 2

DFATAR ISI........................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN.................................................................................................................. 4

A.    PENGERTIAN ETIMOLOGI.................................................................................. 4

1.      Klasifikasi Seranggga.................................................................................... 5

2.      Klasifikasi (Pengggolongan Myriapoda)....................................................... 7


B.     BATAS DAN RUANG LINGKUP ETIMOLOGI................................................. 10

C.     DOMINASI DAN PERANAN SERANGGGA..................................................... 13


DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 16




















PEMBAHASAN

A.    Pengertian Entomologi
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuu3elFLLuH-9UVnWJuceiDJu-KEXI6WBsuX8bGHJUpw2E0cebjUQOCcpVnvDJ0p6znm4QE1aYD6JuoANCFvwhUZmBYa3AYq1ZNmI-CifrWq7u0pdaWeaOqXhCt0Abauf1WPSLpIxOfzk/s1600/forensic-entomology-book.jpgEtimologi berasal dari bahasa Latin yaitu, entomon yang bermakna serangga dan logos yang artinya ilmu pengetahuan. Secara garis besar, Entomologi adalah ilmu yang mempelajari serangga. Akan tetapi, arti ini seringkali diperluas untuk mencakup ilmu yang mempelajari artropoda (hewan beruas-ruas) lainnya, khususnya laba-laba dan kerabatnya (Arachnida atau Arachnoidea), serta luwing dan kerabatnya (Millepoda dan Centipoda). Ilmuwan yang bergerak di bidang entomologi disebut dengan entomologis.
Sebagai bagian dari komunitas ekosistem bumi, serangga telah menjadi penentukeberadaan dan perkembangan ekosistem di muka bumi. Interaksi antara seranggadengan manusia sudah berlansung sejak manusia ada dan hidup di dunia. Serangga mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Nilai ekonomi serangga dapat mencapai trilyunan rupiah setiap tahun. Nilai yang menguntungkan dapat berasal dari produk seperti madu, royal jelly, sutera, jasa penyerbukan, agens hayati, perombak, pariwisata, sumbangan dalam ilmu pengetahuan, dan peran dalam ekosistem. Jutaanton produk pertanian hilang karena kerusakan yang disebabkan oleh serangga. Begitujuga kerugian yang besar akibat gangguan kesehatan hewan dan manusia yangdisebabkan oleh penyakit yang ditularkan dan disebarkan oleh serangga. Trilyunanrupiah dana digunakan untuk biaya pengendalian hama tanaman, hama pascapanen,hama permukiman serta penyakit pada tanaman, hewan dan manusia yang ditularkan oleh serangga. Manusia sering memandang serangga secara antroposentris, yaitu sebagai kelompok organanisme yang lebih banyak mendatangkan kerugian dari pada keuntungan bagi kehidupan manusia. Namun pada hakekatnya aspek-aspek positif danmanfaat serangga bagi kehidupan manusia jauh lebih besar dibandingkan aspek-aspekyang merugikan. Dengan belajar Entomogi kita bisa menempatkan serangga secaraproporsional dalam kehidupan, sehingga tidak memandang serangga sebagai hewan yang selalu merugikan .

1.      Klasifikasi Serangga
Klasifikasi serangga bertujuan untuk mempermudah dalam melakukan identifikasi atau mengenali jenis-jenis serangga yang ada dilapanagan.
Dunia binatang ( animal kingdom ) terbagi menjadi beberapa golongan besar yang masing-masing disebut filum. Dari masing-masing filum tersebut dapat dibedakan lagi manjadi golongan-golongan yang lebih kecil yang disebut kelas. Dari kelas ini kemudian digolongkan lagi menjadi ordo (bangsa) kemudian famili (suku), genus (marga) dan spesies (jenis).
Beberapa filum yang anggotanya diketahui berpotensi sebagai hama tanaman adalah Aschelminthes (nematode), Mollusca (siput), Chordata (binatang bertulang belakang) dan arthropoda ( serangga ).
Arthropoda adalah hewan yang mempunyai kaki bersendi-sendi (beruas-ruas). Hewan ini banyak ditemukan di darat, air tawar, dan laut, serta di dalam tanah. Hewan ini juga merupakan hewan yang paling banyak jenis atau macam spesiesnya, lebih kurang 75% dari jumlah keseluruhan spesies hewan di dunia yang telah diketahui .
Dalam buku “ microbiology for the health Sciences “, burton mengemukakan bahwa ada banyak perbedaan kelas arthropoda, tetapi hanya ada tiga yang dipelajari diparasitologi yakni : serangga( Kelas Insekta ), Arachnida ( kealas Arachnida ) dan Krustacea ( kelas Krustacea).
I.            Morfologi Umum
4 Tanda Morfologi Antropoda :
·                     Badan beruas-ruas
·                     Umbai-umbai beruas-ruas
·                     Eksoskelet
·                     Bentuk badan simetris bilateral
       Fungsi Eksoskelet :
·                     Sebagai penguat tubuh
·                     Pelindung alat dalam
·                     Tempat melekat otot
·                     Pengatur penguapan air
·                     Penerus rangsang dari luar

       Fungsi Umbai-umbai :
·                     Pada kepala menjadi antena dan Mandibula
·                     Pada Toraks menjadi kaki dan sayap
·                     Ada Abdomen menjadi  kaki pengayuh
·                     Daur Hidup
     Pertumbuhan serangga dipengaruhi oleh hormon Juvenile.  Pengelupasan kulit dipengaruhi   oleh hormon Ecdyson.
·                     Stadium Metamorfosiss sempurna : Telur   –   larva   –   Pupa   –  Dewasa
·                     Stadium metamorfosis tidak sempurna :  Telur – (larva) – Nimfa – Dewasa
II.            Pembagian serangga sebagai parasit berdasar habitat pada manusia :
·                      Endoparasit       : hidup/mengembara dalam jaringan tubuh.  Contoh : Larva  
                              lalat  penyebab miasis, Pinjal penyebab tungiasis
·                          Ektoparasit       : hidup pada permukaan tubuh hospes. Contoh : Tungau,  
     Tuma, Pinjal, Nyamuk
III.            Pembagian serangga sebagai parasit berdasarkan lamanya hidup dalam hospes
·                      Parasit permanen: seluruh/sebagian besar hidupnya ada pada satu hospes.
                               
Contoh: Tungau kudis, tuma pada manusia, pinjal dan sengkenit
                                               
keras pada binatang
·                      Parasit periodik     : berpindah-pindah dari satu spesies ke hospes lain dalam
                                               
daur hidupnya. Contoh : Nyamuk, Sangkenit lunak

Berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya, Arthropoda dikelompokkan menjadi 4 kelas,yaitu:

1. Kelas Crustacea (golongan udang).
Crustacea adalah hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air tawar. Kata Crustacea berasal dari bahasa-bahasa latin yaitu kata Crusta yang berarti cangkang yang keras Berdasarkan ukuran tubuhnya Crustacea dikelompokkan sebagai berikut:
a)      Entomostraca (udang tingkat rendah), Hewan ini dikelompokkan menjadi empat
ordo, yaitu: Branchiopoda, Ostracoda, Copepoda, Cirripedia.
b) Malakostraca (udang tingkat tinggi) Hewan ini dikelompokkan dalam tiga ordo,
     
yaitu: Isopoda, Stomatopoda, Decapoda.
        2. Kelas Arachnida (golongan kalajengking dan laba-laba).
Anggota Arachnida meliputi kalajengking, laba-laba, tungau atau caplak. Kebanyakan hewan ini bersifat parasit yang merugikan manusia, hewan dan tumbuhan. Arachnida bersifat karnivora sekaligus predator. Tempat hidupnya adalah di darat Klasifikasi Arachnida dibagi dalam 3 ordo, yaitu:
a). Scorpionida contohnya: Kalajengking (Vejovis sp, Hadrurus sp, Centrurus sp),  
                  
Ketonggeng (Buthus) Hewan ini memiliki perut beruas-ruas dan ruas terakhir  
                  
berubah menjadi alat pembela diri.
b). Arachnoidea Contohnya adalah segala macam laba-laba, antara lain : Laba-laba jarring kubah (terdapat di Bostwana, Afrika Selatan), Laba-laba primitif Liphistius (di rimba Asia Tenggara), Laba-laba penjerat (di Malaysia), Laba-laba pemburu (di Meksiko), Laba-laba srigala, Laba-laba beracun Latrodectes natans dan Laxosceles recluse Tarantula (Rhechostica hentz).
        3. Kelas Myriapoda (golongan luwing).
Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda dengan tubuh beruas-ruas dan setiap ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang kaki. Tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala dan abdomen (perut). Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat terutama tempat yang banyak mengandung .
2.    Klasifikasi (penggolongan Myriapoda)
Dalam penggolongannya Myriapoda merupakan gabungan dari dua kelas, yakni:
a). Kelas Chilopoda
Contoh: kelabang : Lithobius forticatus dan Scolopendra morsitans sampah, misal kebun  dan di bawah batu-batuan.
       b). Kelas Diplopoda
Contoh: kaki seribu (Julus nomerensis).

Entomologi sebenarnya adalah cabang dari ilmu biologi.  Ilmu biologi tidaklah lengkap bila tidak memasukkan cakupan bidang serangga. Entomologi menjadi ilmu yang spesifik dan tersendiri karena berbagaia alasan:
1. Serangga adalah kelompok dominan dalam dunia hewan, baik di permukaan bumi maupun  
perairan.  Terdapat lebih dari satu juta jenis (spesies) serangga dan lebih banyak lagi (diperkirakan sebanyak 10 juta) yang belum diberi nama.  Serangga mencakup 80% dari seluruh hewan yang diketahui.  Diperkirakan terdapat sebanyak 230 juta serangga di permukaan dan lapisan tanah atas setebal 9 inchi (23 cm) dari lapangan seluas satu akre (0.4 ha).  Serangga-serangga memainkan peran dalam keseimbangan alam termasuk dalam perannya sebagai predator, parasit, pengurai dan sebagai sumber makanan bagi makhluk lain (hewan dan tumbuhan).
2.      Serangga mewakili sistem biologis yang memang sangat berbeda dengan manusia.  Fisiologi  
dan struktur tubuh serangga berbeda sama sekali dengan yang kita punyai.  Serangga-serangga dapat terbang dan berdarah dingin.  Serangga-serangga tidak berfikir dan mereka bertahan hidup dalam kondisi yang manusia tidak mungkin bertahan. 
3.      Banyak serangga yang bermanfaat bagi kita.  Serangga-serangga menghasilkan bahan-bahan  
bermanfaat seperti madu dan juga dapat berperan sebagai pengendalai hama yang tidak diinginkan.  Serangga juga ada yang berperan sebagai penyerbuk (polinator) tanaman-tanaman seperti buah dan sayuran yang menjadi bahan makanan manusia.  Serangga menjadi hewan dalam penelitian untuk menjawab permasalahan-permasalahan ilmiah termasuk juga dalam kajian pengobatan.
4.      Sebagian serangga dapat merugikan.  Hanya sekitar 5% dari spesies serangga dianggap
merusak, namun mereka dapat menimbulkan kerugian yang besar. Serangga-serangga tersebut dapat merusak tanaman-tanaman pertanian, mengganggu hewan, merusak bangunan dan benda-benda lainnya, menularkan bibit-bibit penyakit atau hanya sekedar mengganggu kenyamanan manusia.
5.      Serangga adalah mekhluk hidup yang sangat menarik.  Karena keragamannya yang tinggi baik
bentuk maupun cara hidupnya, maka serangga menjadikan dirinya sebagai makhluk yang sanagat menarik bagi sebagain orang.  Serangga menambahkan keindahan terhadap alam bagi kita.



Serangga dapat menularkan penyakit melalui beberapa cara, yaitu ;
1.Penularan secara mekanik.
Berlangsung dari penderita ke orang lain dengan perantaraan bagian luar tubuh serangga. misalnya : telur cacing, kista protozoa, dan bakteri usus dapat dipindahkan dari tinja ke makanan melalu badan atau kaki serangga . serangga yang berperan biasanya adalah lalat.
2. Penularan secara biologi.
Berlangsung setelah parasit atau agen yang dihisap serangga vektor mengalami proses biologi dalam tubuh vektor seperti membelah diri ataupun bermutasi.
            Misalnya :
– yersinia petis dalam pijal tikus (membelah diri)
     plasmodium valciparum dalam nyamuk anopheles (bermutasi dan  
        Membelahdiri)
     wucheria banerofti dalam badan nyamuk culex ( bermutasi )

3.Pernularan secara transovarian.
Berlangsung distadium muda vektor. Telur dalam tubuh vektor menerima infeksi dan induknya, walaupun induknya telah mati mempertahankan penyebab penyakit yang diperoleh selama pertumbuhannya menjadi larva infektif dan kemudian menularkannya. Misalkan :Ricketsia tsutsugamushi dalam larva infektif (chigger) leptotrombidium.









B. Batas Dan Ruang Lingkup Entimologi
            Secara garis besar, Entomologi adalah ilmu yang mempelajari serangga (insecta). Akan tetapi, arti ini seringkali diperluas untuk mencakup ilmu yang mempelajari Arthropoda (hewan beruas-ruas) lainnya, khususnya laba-laba dan kerabatnya (Arachnida atau Arachnoidea), serta luwing dan kerabatnya (Millepodadan Centipoda). Dimasukan nya Arthropoda lain sebagai bagian yang dibahas pada Entomologi karena ada hubungan evolusioner/filogenetis dalam konteks pembahasan taksomis dengan serangga. Selainitu dalam konteks fungsional Arthropoda lain berperan sebagai pemangsa dan pesaing bagi serangga. Etimologi dibagi menjadi dua cabang yaitu :
a)  Entomologi Dasar, etimologi ini dibagi menjadi sub-cabang ilmu yang lebih khusus  
      antara  lain:
1.      Morfologi Serangga adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur tubuh serangga,  biasanya lebih ditekankan kepada bentuk dan struktur luar tubuh serangga.
2.      Anatomi dan Fisiologi Serangga adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur organ dalam serangga besertafungsinya.
3.      Perilaku (behavior) Serangga adalah ilmu yang mempelajari apyang dilakukan serangga, bagaimana dan kenapaseranggamelakukannya.
4.      Ekologi Serangga adalah ilmu yang mempelajari hubungan serangga dengan lingkungannya baik lingkungan biotic (organisme lain) maupun lingkungan abiotik, (faktorfisikdankimia).
5.      Patologi Serangga adalah ilmu yang mempelajari serangga sakit baik tingkat individu (patobiologi) maupun pada tingkat populasi (epizootiologi).
6.      Taksonomi Serangga adalah ilmu yang mempelajari tatanama dan penggolongan serangga.









Dalam mengkaji taksonomi ini banyak para ahli serangga (Entomologyst) mengkhususkan kajian hanya pada satu ordo bahkan satu famili dari serangga, mereka memberi nama ilmunya biasanya didasarkan kepada nama ilmiah kelompok serangga tersebut seperti:
1.  Apiology(melittology),   adalah ilmu yang khusus mempelajari lebah.
2.    Coleopterology,  adalah ilmu yang khusus mempelajari kumbang.
3.    Dipterology, adalah ilmu yang khusus mempelajari lalat.
4.    Hemipterology, adalah ilmu yang khusus mempelajari kepik.
5.    Lepidopterology,  adalah ilmu yang khususs mempelajari kupu-kupu dan ngengat.
6.    Myrmecology,  adalah ilmu yang khusus mempelajari semut.
7.   Orthopterology, adalah ilmu yang khusus mempelajari belalang, jengkrik, kecoak dan    
     sebangsanya.
b) Etimologi Terapan, Etimologi ini telah terspesialkan ke dalam sub-sub yang lebih khusus   
     yaitu :

     1. Entomologi Forensik
Memfokuskan kajian pada penyelidikan kematian manusia dengan menggunakan serangga sebagai petunjuk. Jenis, fase kehidupan dan suksesi serangga yang berasosiasi dengan mayat,  misalnya berbagai jenis lalat seperti, Cochliomyia macellaria, Hydrotaea aenescens, dan  Sarcophaga haemorrhoidalis dan kumbang bangkai seperti Nicrophorus orbicollis dan Necrophila americana dapat digunakan untuk memprediksi saat dan lokasi kematian manusia yang bersangkutan.
     2.  Entomologi kedokteran (Medical Entomology),
Memfokuskan kajian pada golongan serangga pengganggu manusia, serangga  pengganggu yang langsung (penyengat/menggigit mangsa) seperti  tawon, lebah, kutu dan serangga berbisalainnya), serangga pengganggu yang tidak lansung (vektor penyakit) seperti
 lalat, nyamuk, kecoak, pinjal/kutu.
3.    Entomologi Peternakan (Veterinary Entomology)
Memfokuskan kajian kepada serangga yang mengganggu pada peternakan baik yang bersifatlangsung seperti caplak, kutu yang bersifat ektoparasit pada hewan ternak maupun yang berperan sebagai vektor penyakit. Hewan dapat berfungsi sebagaiinang alternatif bagi berbagai pathogen penyebab penyakit pada manusia dantidak jarang serangga berperan sebagai vektornya. Misalnya penyakit malariadapat ditularkan dari kera ke manusia dan sebaliknya, dengan vektor perantara adalah nyamuk Anopheles. Penyakit flu burung (avian influensa) dapat ditularkan dari unggas kemanusia.
4.   Entomologi perkotaan (Urban Entomology)
Secara khusus mengkaji serangga-serangga yang menjadi masalah dikawasan perkotaan,   Disini lebih di fokuskan pada serangga-serangga yang berasosiasi dengan manusia (fasilitas manusia) yang masih hidup seperti kecoak, lalat, nyamuk, dan rayap diperumahan, hotel, apartemen, gudang, perkantoran, kapal laut, pesawat udara.
5.    Entomologi Kehutanan (Forest Entomology)
                            Disini pengkajian lebih difokuskan pada serangga-serangga yang berada pada ekosistem hutan baikserangga yang bermanfaat seperti lebah madu berperan sebagai produsen danpolinator di ekosistim hutan, dan sebagian rayap(Capritermes) dapat berperan sebagai serangga saprofit yang membantu menguraikan materi organik berupaserasah dan pohon tumbang di ekosistem hutan. Sedangkan kelompok rayaplain (Coptotermes) berperan sebagi hama merusak hutan jati.
6.    Entomologi Pertanian (Agricultural Entomology)
              Fokus kajian pada serangga-serangga yang berasosiasi dengan ekosistem pertanian seperti tanaman hortikultura, tanaman pangan dan perkebunan baik yang menguntungkan seperti serangga pollinator, peredator dan parasitoid maupun serangga herbivor yang berperan sebagai hama yang dapat merusak semua bagian tanaman mulai dari akar, batang, daun, bahkan sampai ke buah dan bijiyang sudah tersimpan di gudang.














C. Dominasi Dan Peranan Serangga
Serangga termasuk filum Arthropoda yaitu kelompok hewan yang mempunyai kaki berruas-ruas, tubuh bilateral simetris dan dilapisi oleh kutikula yang keras (exosceleton). Serangga digolongkan dalam kelas insecta (hexapoda), karena memilik i6 buah (3 pasang) kaki yang terdapat di daerah dada (thorax). Jumlah kaki menjadi ciri khas serangga yang membedakannya dengan hewan lain dalam Phylum Arthropoda seperti :  laba-laba (arachnida),  kepiting (decapoda), udang (crustacea), lipan dan luwing (myriapoda).
Kehidupan serangga sudah dimulai sejak 400 juta tahun (zaman devonian). Kira-kira 2 - 3 juta spesies serangga telah terindentifikasi. Diperkirakan, jumlah serangga sebanyak 30-80 juta spesies yang meliputi sekitar 50% dari keanekaragaman spesies di muka bumi (Gullan and Cranston,2005). Hal ini merupakan petunjuk bahwa serangga merupakan mahluk hidup yang mendominasi bumi, karena serangga memiliki kemampuan luar biasa dalam beradaptasi dengan keadaan lingkungan yang ekstrem, seperti di padang pasir dan Antarktika. Satu-satunya ekosistem di mana serangga tidak lazim ditemukan adalah di samudera.
Serangga juga memiliki keanekaragaman luar biasa dalam ukuran, bentuk dan perilaku.
Kesuksesan eksistensi kehidupan serangga di bumi ini diduga berkaitan erat denganrangka luar (eksoskeleton) yang dimilikinya, yaitu kulitnya yang juga merangkapsebagai rangka penunjang tubuhnya, dan ukurannya yang relatif kecil serta kemampuan terbang sebagian besar jenis serangga.Ukuran badannya yang relative kecil menyebabkan kebutuhan makannya juga relatif sedikit dan lebih mudah memperoleh perlindungan terhadap serangan musuhnya. Serangga juga memiliki kemampuan bereproduksi lebih besar dalam waktu singkat, dan keragaman genetic yang lebih besar. Dengan kemampuannya untuk beradaptasi, menyebabkan banyak jenis serangga merupakan hama tanaman budidaya, yang mampu dengan cepat mengembangkan sifat resistensi terhadap insektisida. Walaupun ukuran badan serangga relatif kecil dibandingkan dengan vertebrata, kuantitasnya yang demikian besar menyebabkan serangga sangat berperan mdalam biodiversity (keanekaragaman bentuk hidup) dan dalam siklus energi dalam suatu habitat. Ukuran tubuh serangga bervariasi dari mikroskopis (seperti Hymenopteraparasit, Thysanoptera, berbagai macam kutu dll.) sampai yang besar seperti walangkayu, kupu-kupu gajah dsb. Dalam suatu habitat di hutan hujan tropika diperkirakan, dengan hanya memperhitungkan serangga sosial (jenis-jenis semut, lebah dan rayap), peranannya dalam siklus energi adalah 4 kali peranan jenis-jenis vertebrata.
Peranan serangga di dalam kehidupan manusia dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu:


1. Kelompok serangga-serangga menguntungkan, kelompok ini antara lain dapat dibagi  
    menjadi:
a)  Serangga yang dapat menghasilkan sesuatu yang akan memberi nilai tambah di dalam   
      kehidupan manusia. Sebagai contoh: Apis spp. (penghasil madu),  Bombyx mori  
     (penghasil
     sutera),  Laccifer lucca (penghasil politur).
b) Serangga yang dapat meningkatkan produksi hasil panen (polinator) contoh  lebah (Apis
     mellifera), kupu-kupu (Papilio menon)
c) Serangga sebagai musuh alami seperti predator, contoh  Mantis regilosa (walang sembah), 
    
Ophiussp. (predator hama buah), parasitoid (beberapa famili Hymenoptera)
d) Serangga yang dapat menguraikan sisa materi organic (detritus dan sampah) misalnya  bangsa lalat  
    
kumbang.

2. Kelompok serangga-serangga yang merugikan, dapat dibagi antara lain:
a.       Serangga hama tanaman, contoh Nilaparvata lugens (hama tanaman padi), Bactrocera spp  (hama/lalat buah), Tribolium sp. (hama gudang)
b.      Serangga sebagai pembawa penyakit atau vektor, misalnya Anopheles spp. (vektor penyakit
     malaria), Aedes aegypti (vektor penyakit demam berdarah), Culex quinquifasciatus (vertor
     penyakit kaki gajah /filariasis, Musca domestica, vektor penyakit diare dan disentri.

Beberapa jenis serangga juga berguna bagi kehidupan manusia seperti lebah madu,ulat sutera, kutu lak, serangga penyerbuk, musuh alami hama atau serangga perusak tanaman, pemakan detritus dan sampah, dan bahkan sebagai makanan bagi mahluklain, termasuk manusia. Tetapi sehari-hari kita mengenal serangga dari aspek merugikan kehidupan manusia karena banyak di antaranya menjadi hama perusak dan pemakan tanaman pertanian dan menjadi pembawa (vektor) bagi berbagai penyakit seperti malaria dan demam berdarah. Walaupun demikian sebenarnya serangga perusak hanya kurang dari 1 persen dari semua jenis serangga. Dengan mengenal serangga terutama biologi dan perilakunya maka diharapkan akan efisien manusia mengendalikan kehidupan serangga yang merugikan ini. Keanekaragaman yang tinggi dalam sifat-sifat morfologi, fisiologi dan perilaku adaptasi dalam lingkungannya, dan demilkian banyaknya jenis serangga yang terdapat di muka bumi, menyebabkan banyak kajian ilmu pengetahuan, baik yang murni maupun terapan, menggunakan serangga sebagai model. Kajian dinamika populasi misalnya, bertumpu pada perkembangan populasi serangga. Demikianpula, pola, kajian ekologi, ekosistem dan habitat mengambil serangga sebagai model untuk mengembangkannya ke spesies-spesies lain dan dalam skala yang lebih besar.


Keberhasilan serangga dalam hidupnya disebabkan karena :
1.Serangga menempati habitat yang luas, mulai dari udara, air tawar, air payau,
tanah,  
    tanaman,   dan hewan.
2.Tubuh serangga relatif kecil sehingga effisien dalam penggunaan pakan dan lahan.
3.Kapasitas reproduksi tinggi dan siklus hidup pendek menyebabkan serangga mampu
   mengeksploitasi sumberdaya yang berlimpah dalam waktu singkat.
4.Serangga muda dan serangga dewasa biasanya memakan makanan yang berbeda, sehingga
   tidak terjadi kompetisi sesama jenis (intraspecific competition)
5.Serangga mempunyai cara hidup yang bervariasi, ada yang sebagai phytophagus,
carnivorous, saprophagous dan parasitic, sehingga menyebabkan kompetisi berbeda jenis
dapat dikurangi (extraspecific competition).
6.Kebanyakan serangga dewasa mempunyai sayap, sehingga mampu menyebar secara luas
   dan mampu menghidar dengan cepat dari musuh-musuh alaminya.
7.Serangga mempunyai rangka luar dan sistem metabolisme yang mampu menghemat dan
   mendaur ulang air.
8.Serangga memiliki keanekaragaman genetik yang sangat bervariasi sehingga mampu
    memenangkan seleksi alami dalam perjalanan evolusinya.










DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Etimologi
blogger-pemula-indonesia.blogspot.com › Definisi › Fenomena › Spirituals
http://kbbi.co.id/arti-kata/etimologi
http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-entomologi/
http://shanty-shmily.blogspot.co.id/2012/02/apa-yang-dimaksud-dengan-etimologi.html
Tjokronegoro, Arjatmo dan Utama, Hendra. 1998. Parasitologi Kedokteran. JAKARTA : FKUI.
Iskandar Adang dkk. 1985. Pemberantasan serangga dan Binatang pengganggu. JAKARTA: APK-TS., 2008, Entomologi. http://id.wikipedia. Org/ wiki/Entomologi. Diambil pada tanggal  desember 2012.

mellaanggraini. Diberdayakan oleh Blogger.